Friday, November 6, 2020

Work at Home Mom

November 06, 2020 0

 



Saya adalah seorang Working Mom dengan 2 anak Batita. Pernah terlintas di pikiran saya, 'Pasti enak ya kalo bisa kerja dari rumah, dengan penghasilan yang sama masih bisa dekat dengan anak, tidak perlu khawatir meninggalkan anak setiap pagi saat ingin berangkat kerja. Apalagi saya meninggalkan anak2- anak dengan Asisten Rumah Tangga bukan dengan orang tua. Dulu beberapa kali dipikirkan pun rasanya tidak pernah menemukan cara untuk mewujudkannya. Tapi siapa sangka, tiba2 Pandemi Covid-19 ini muncul.


Eh, Ternyata tidak seindah bayangan Moms, hahahahaaa... (menertawakan diri sendiri) 


TANTANGANNYA :


Perkerjaan saya di bidang IT mengharuskan saya harus bekerja tepat waktu di waktu tertentu. Which mean, di waktu2 tertentu saya haru benar2 fokus tanpa ada gangguan. Tapi ya namanya juga anak - anak, agak sulit berharap mereka mengerti hal ini. kadang saya harus bikin report dalam hitungan menit tapi tiba-tiba datanglah anak pertama langsung menjatuhkan diri di tangan saya minta dipangku, atau menarik-narik tangan saya untuk mengajak bermain, atau mengalungkan tangannya di leher saya minta digendong. 


Tidak akan tahan mendengar tangisan anak sedikit saja. Pasti bawaannya ingin meninggalkan pekerjaan lalu 'mengambil alih' dari tangan pengasuhnya. Kakak bahkan tidak pernah lagi tidur siang selama saya WFH. Mungkin ia merasa kapan lagi bisa bermain disiang hari sama mama atau mungkin seperti anak teman saya yang takut ketika ia tidur, mamanya akan pergi ke kantor. Selain itu juga Harus ekstra sabar menghadapi Asisten Rumah Tangga atau pengasuh anak-anak yang kadang 'ajaib' dan bikin geleng-geleng kepala. 


Belum lagi WFH artinya jam kerja jadi lebih panjaaangggg. Karena akses jaringan ke kantor dibuka, jadi pekerjaan bisa dikerjakan dengan waktu yang lebih fleksible. Beberapa kali atasan ataupun tim mengajak rapat diatas jam 8 malam dan beberapa kali juga harus menyelesaikan pekerjaan mendadak sebelum pagi.


Tapi Biar Bagaimanapun, Working at Home ini adalah keadaan yang sangat amat harus disyukuri. Diluar sana banyak sekali yang berharap ada di posisi saya saat ini dan betapa dulu saya sangat menginginkan ini. Jadi saya harus buang jauh-jauh keluh kesah saya, Hadapi tantangannya dan harus tetap bahkan lebih efektif di  pekerjaan maupun di rumah. Setelah beberapa kali trial and error, akhirnya saya menemukan cara yang paling efektif untuk saya. 


Buat To Do List apa saja yang harus dikerjakan esok hari


Sebisa mungkin saya selalu membuat daftar ini. Dengan begitu, biasanya saya akan lebih ingat apa saya yang seharusnya saya kerjakan. Kalaupun lupa, saya tinggal melihat catatan saya ini karna selalu saya letakkan di dekat laptop kerja saya. Media catatnya jg tidak harus konvensional seperti saya itu, bisa dengan sticky note atau aplikasi di HP. Tapi jika tidak sempat juga utuk mencatat, Cukup sediakan waktu beberapa menit untuk memikirkan apa yang akan dilakukan besok. 

Bagi To Do list sesuai kelompoknya. kalo saya pribadi saya bagi menjadi 3 : Pekerjaan, Keluarga, Pribadi dengan begitu akan lebih mudah untuk menentukan prioritasnya. Biasanya sih urusan pribadi akan selalu jadi yang terbelakang ya. huhuhuuuuu

Tentukan Skala Prioritas, EFEKTIFKAN!

Dari list tersebut, tentukan mana yang merupakan prioritas paling penting. Saya biasanya menggunakan pemahaman 4 quadran Stephen Covey diatas untuk menentukan skala prioritas. Pekerjaan Kantor yang tertunda biasanya akan menjadi masalah. Jadi pada saat jam kerja, prioritaskanlah pekerjaan kantor di kuadran 1 agar kita tidak menundanya. 

Buat Jam Kerja Efefktif Sendiri

Salah satu keutungan WFH menurut saya adalah kita bebas menentukan Jam Kerja Kita sendiri. Kita desain jam kerja sesuai dengan kondisi rumah, banyaknya pekerjaan dan tentunya tetep disesuaikan dengan peraturan pada perusahaan masing-masing. Beruntunglah yang bisa seperti itu, karna saya tidak bisa. Lagi-lagi karna tuntutan pekerjaan saya, saya harus on time di pagi hari. Tapi tidak berarti itu menjadi hal buruk bahkan saya rasa ini merupakan suatu manfaat. Karena polanya sudah teratur. Anak-anak, suami dan Asisten Rumah Tangga tidak ikut-ikutan mengalami banyak perubahan pola jam kerja. 

Walaupun tingkat keberhasilannya hanya 70% tapi sebisa mungkin selesaikan pekerjaan pada jam kerja yang sudah kira buat. Anggaplah di luar jam itu kita harus membayar gaji lebih ke orang lain.  Kalau memungkinkan, matikan HP saat waktunya tidur malam atau saat kita sedang bermain dengan anak diluar jam kerja agar apapun yang kita lakukan efektif dan berkualitas. 

Minta Bantuan

Sampaikan kepada Asisten, Suami, atau siapa pun yang biasa membantu jika dihari tersebut ada perkerjaan yang tidak bisa diganggu. misalnya rapat. Dengan begitu mereka juga bisa menyesuaikan waktu mereka untuk membantu kita. Dan yang paling penting sampaikan juga kepada anak kita kalau kita memiliki pekerjaan yang tidak bisa diganggu, bujuk mereka agar bisa bermain dengan yang lain. berikan mainan dsb.

Perhatikan Asupan Gizi dan Istirahat

Perut Kenyang, badan sehat, pikiran jernih adalah kunci jiwa yang bahagia. Ingat, ibu bahagia keluargapun bahagia. Pernah sekali waktu saya kurang tidur karena keasikan nonton drakor hingga pukul 2 pagi. Paginya, saya terlambat bangun, yang artinya semua jadwal harus mundur. Belum lagi sakit kepala di siang hari akibat kurang istirahat. ditambah perkerjaan yang tiba-tiba banyak dan anak yang rasanya lebih rewel saat itu (ternyata gejalan batuk pilek). Alhasil, anak yg tidak fit kena omel, pekerjaan tidak selesai, kesehatan pun akhirnya tumbang. Kapok deh. Pokoknya sesibuk apapun, tetap makan walaupun harus sambil bikin laporan atau sambil main gendong si kecil. Selalu sediakan waktu yang cukup untuk istirahat. Curi-curi waktu untuk tidur sing dengan anak saat pekerjaan sedang longgar. apapun itu, badan fit numero uno.


Enjoy Every Moment

Siapa bilang anak yang merengek minta main ketika kita sedang kerja itu merepotkan? Cari cara agar kita bisa melakukan keduanya sekaligus. Seperti yang biasa saya lakukan, Ajak anak bermain di dekat kita. beri pengertian, tapi juga berikan solusi. win win solution harus diterapkan saat seperti ini. "Kakak mau main sama mamah ya? coba mainannya dibawa ke dekat mamah sini dulu. mamah ga bisa liat mainannya kakak kalo jauh disana. Mamah sambil kerja ya main sama kakak nya." biasanya kakak akan sibuk untuk membawa minannya ke dekat saya. ketika sudah sampai, saya akan bernyanyi sambil bekerja agar dia ikut menyambung lagunya.

Cucian piring menumpuk? Tidak Harus saat itu juga dicuci. Sediakan waktu khusus untuk melakukan pekerjaan2 rumah. Ingat harus efektif. Tidak Sempat Masak? Berbagilah dengan para pedagang makanan di sekitar atau abang grab food untuk menyediakan makanan kita. Mainan anak berantakan di seluruh penjuru rumah? Itu artinya anak Happy bermain dengan mainan yang kita berikan. Anggap saja besok kita sudah harus kembali kerja ke kantor dengan segala kemacetan lalu lintas dan waktu yang terbatas dengan anak. So, enjoy every moment now.


 Salam Sayang,




Monday, November 2, 2020

Elizabethtown

November 02, 2020 0

 


Written and Directed by Cameron Crowne
Distributed by Paramount Pictures
Starring: Orlando Bloom (Drew Baylor), Kirsten Dunst (Claire Colborn), Susan Sarandon (Hollie Baylor)
Release date : September 2005

This is one of my favorite movie!!! 
Film ini recomended banget buat yang punya jiwa bebas. Tapi juga sangat recomended untuk yang sedang depresi, merasa masalah kalian terlalu berat, merasa dunia ini tidak adil, merasa tidak ada lagi yang bisa dilakukan di dunia ini, Well, justru ini yang menjadi awal cerita dan dirasakan  Drew Baylor (Orlando Bloom) di film ini. 

Drew Baylor adalah seorang designer sepatu terkenal yang baru saja merugikan perusahaan sebesar 1 billion dolar. Dipecat, dipermalukan oleh bosnya, semua teman-teman yang tadinya ikut berpesta saat kebersahasilannya mendadak menjauhinya, bahkan pacarnya sendiri ikut mencampakkanya, dan parahnya lagi, berita sepatu kegagalannya akan segera diterbitkan di majalah nasional. ouch!! Sesaat sebelum ia bunuh diri, adiknya menelpon dan memberi kabar bahwa ayahnya meninggal dunia dan ia harus segera ke kota tempat jenazah ayahnya berada, memakaikan jas biru kesukaan ayahnya, mengkremasi ayahnya, kemudian membawa abunya pulang ke rumah. Hemm,, that's even worst, right?! 


Akhirnya Drew menunda keinginannya untuk bunuh diri dan pergi ke sebuah kota bernama Elizabethtown untuk menjemput jenazah ayahnya. Di dalam pesawat, ia bertemu dengan pramugari cerewet bernama Claire Colborn, awalnya ia merasa terganggu dengan kehadiran Claire, tapi sifat supel dan extraordinary yang dimiliki Claire justru membuatnya nyaman. Claire bahkan membuatkannya peta menuju kota Elizabethtown plus nomor handphonennya.

Film ini tidak hanya menampilkan hubungan tidak biasa antara Drew dan Claire, tapi juga mengangkat arti sebuah keluarga yang sesungguhnya. (That's why I love it) 

Kota Elizabethtown ternyata merupakan kota kenangan bagi drew dan keluarganya. Drew menemukan banyak pelajaran berharga dari kota ini. Di kota ini, Drew bertemu dengan keluarga dari ayahnya, dan orang-orang yang sangat mencintai ayahnya. Sayangnya, keluarga besar ini kurang menyukai ibu Drew, Hollie Baylor. Itu artinya, satu tugas lagi untuk Drew yaitu sebagai penengah antara mereka. 


Ditengah-tengah semua masalah Drew, ada Claire yang selalu menemani Drew di kota ini. Mereka mengobrol selama berjam-jam melalui telepon, jalan-jalan tengah malam, melihat matahari terbit berdua dan melakukan hal-hal gila lainnya. Dengan sifatnya, Claire bagaikan air di tengah gurun sahara bagi Drew. Banyak Quotes dan moments yang saya suka dari film ini. This one is my favorite:


Claire: So, you failed.
Drew: No, you don't get it.
Claire: All right, you really failed. You failed, you failed, you failed. You failed, you failed, you... You think I care about that? I do understand. You're an artist, man.
Your job is to break through barriers. Not accept blame and bow and say: "Thank you, I'm a loser, I'll go away now." "Phil's mean to me..." So what?
Drew: I don't cry.
Claire: You want to be really great? Then have the courage to fail big and stick around. Make them wonder why you're still smiling. That's true greatness to me.
But... don't listen to me, I'm a Claire.

 


Bagian terbaik dari film ini adalah road trip scrapbook yang diberikan Claire untuk Drew sebagai teman perjalanan saat Drew kembali dari Elizabethtown. Claire mencatat semua tempat-tempat yang menarik yang harus dikunjungi Drew disepanjang perjalanan, lengkap dengan peta, cerita, dan soundtrack untuk menemani perjalanan Drew. (Salut sama usahanya ya) Di perjalanan ini, Drew kembali mengenang sosok ayahnya...





Masih banyak moment indah, ide-ide, dan pesan-pesan yang bisa didapat dari film ini. Terlebih mengenai hubungan Drew dan Claire yang tidak biasa. akhir kata,

"Trust me, Everybody is less mysterious than they think they are"

Saturday, October 31, 2020

MOVIES

October 31, 2020 0

 


Film bagi saya itu salah satu Mood Changer yang paling berpengaruh. 


Dulu ada masanya nonton film itu seperti keharusan. layaknya obat untuk orang - orang yang sakit atau game untuk para penggila game, saya menemukan ketenangan setelah nonton film. Lebay? bagi orang lain mungkin iya. tapi seserius dampaknya untuk saya. 


Baru - baru ini saya baru mengetahui kalau dulu saya pernah mengalami gangguan kecemasan. Kenapa baru - baru ini saya tau? karena baru - baru ini juga saya sedikit banyak belajar tentang psikologis seseorang. Dan sedihnya lagi, itu semua karena pengaruh dari orang - orang terdekat saya sendiri. Seperti apa gangguannya?  


ketika saya SMA, saya tidak memberikan uang rokok untuk supir tronton yang mengantarkan kami ke tempat pelantikan. Karena memang tidak ada di anggaran, dan mereka sudah dibayar. Jaman SMA, uang saku dari orang tua cukup untuk makan siang sampai kenyang saja sudah bersyukur apalagi untuk hal-hal seperti itu. sangat amat tidak terpikirkan oleh saya saat itu. Kesalahan yang sebenarnya beralasan ini, bagi saya menjadi beban pikiran yang sangat amat besar sampai beberapa minggu setelah pelantikan. Alasannya karena salah satu orang tua menyalahkan saya. kira- kira seperti ini yang ia bilang saat itu "Lho, kamu ga ngasih uang rokok? gimana sih. Kalo kaya gtu tuh seharusnya kamu ngasih uang dong ke dia. dia kan udah nungguin kalian. Kasian." Kata-kata ini rasanya langsung menghancurkan rasa percaya diri saya setelah berhasil mengadakan acara pelantikan anggota baru saat itu.


Hal Seperti itulah yang terjadi berulang ulang. Dan anehnya setiap kali saya menonton film dan hanyut dalam jalan ceritanya, kecemasan saya hilang, Mood saya langsung seketika berubah setelah filmnya selesai. Ditambah sewaktu kuliah saya mendapatkan teman-teman saudara yang dengan tingkah mereka yang diluar nalar, selalu sukses menghibur saya baik mereka sadari ataupun tidak. Mungkin itu cara Allah untuk menolong saya. PR nya tinggal memilih film mana yang bagus deh.


Salam Sayang, 




Wednesday, October 28, 2020

Studying at university vs get a job straight after school

October 28, 2020 0

Every people has his own vision of bright future and that is related with the excellent employment to fund his life. There are two ways that people can trough to have their dream career. In these modern day, people who continue their study in the university think that it is a best choice to get a great career. While some people agree with that statement, some opinions say that to get a success, find a job after finish school is the better way.

First of all, to work directly after high school will give us much experience and to obtain money faster than that of we have to continue a school first. With the experience,  that some people got after work, they would be categorized as experienced people. The experienced people have their own value to enter another company, and they also have knowledge to earn their own business. Besides, the people who take a job after high school already get their own money from their salary. They can increase their financial family and help the other family members. For instance, they can pay their sister’s school-cost or save for their own needs.
Secondly, it is also understable if some people choose to have a degree before getting a job. University can give us much knowledge that appropriates with our interest and requires in many professions. The people with these academic qualifications are able to campetitive with the other employees who has a lower education, and they are appreciated with a better sallary and oportunities.  In the other ways, continue study to university will give us many relations to get a job. For instance, our lecture who see our progress and academic point can give a recomendation to some company, and the internship program that colleges do is a short cut ways to enter a job after graduated.
Beside their good reasons, all of the choises have a negative sides too. People who work without any degree after high school will hard to get a high position in a big company. Nowadays, many International company only accept new employees with spesific academic title. In the other hands, to achieve a high degree, people needs more time and money to mantain the college-cost. Even if there are many scholarships that universities are offered, but still we need a reserve money for some additional needs. For example, it is to buy a textbook, transportation, and prepare the final project.


Ultimately, Getting a job or continue study after high school is the ways to get a job. both of options have their own benefit depend on condition and requirement of each person. A good occupation will come with a hard work.



With Love,




Tuesday, October 27, 2020

MEMULAI KEMBALI

October 27, 2020 0
Blog ? 


Bukan Vlog ? 


Udah ga jaman kali. Kenapa ga dari IG aja? 


Kurang lebih itu komentar sebagian besar teman - teman ketika saya mengutarakan keinginan saya untuk punya Blog lagi. Di tahun 2020 ini, blog memang sudah mulai ditinggalkan. beralih ke plafond social media lain seperti Vlog pada Youtube, Instagram dan mungkin masih banyak plafond lainnya yang tidak saya ikuti perkembangannya. Mungkin bagi sebagian orang, Vlogging lebih menyenangkan. Instagram pun sebetulnya lebih mudah untuk diaplikasikan. Tapi untuk saya pribadi, ada kepuasan tersendiri untuk menungkan pemikiran - pemikiran dalam bentuk tulisan.


" We Write to taste life twice, in the momment and in retrospect." 


Dulu semasa kuliah saya memulai blog pertama saya. Menyenangkan sekali rasanya kalau lagi iseng buka-buka blog lama itu. Nosalgia dengan pengalaman - pengalaman lama saya yang beberapa sudah mulai pudar di ingatan saya. Sejak dulu memang saya suka blogging. Menulis itu cara saya untuk berbagi pengalaman, berbagi ilmu, menyimpan kenangan-kenangan yang mungkin beberapa tahun ke depan bisa dibaca oleh anak dan cucu, selain itu menulis juga cara saya untuk menuangkan isi hati yang bisa menjadi kilas balik nanti. 



"The Hardest Part Is Getting Started"


Entah kenapa, memulai sesuatu memang selalu jadi bagian terberat dari sesuatu itu sendiri. Contohnya blog ini, entah sejak beberapa tahun yang lalu keinginan untuk melanjutkan hobi blogging sudah ada tapi hanya sekedar jadi wacana belaka. Mulai dari pekerjaan baru, kehidupan baru setelah menikah, kehidupan baru setelah punya anak pertama, anak kedua dan masih banyak lagi hal yang bisa jadi alasan. Bahkan setiap kali ada kesempatan untuk membuka Blog lama, langsung saja terlintas banyak hal, Seperti, apa judul post nya ya? gambar apa yang bagus ditampilkan di post? bagaimana kata-kata awalnya? Ah, sepertinya postingan yang akan ditampilkan sudah tidak relevan dengan tema blognya. dan begitu seterusnya.


Sampai akhirnya di tahun 2020 ini, Tahun yang dikutuki banyak orang di seluruh dunia karna Virus Mematikan Covid-19 tiba tiba saja menyebar ke seluruh belahan bumi. Memaksa kita untuk membatasi ruang gerak. Selogan Stay At Home ada dimana mana untuk meminimalisir penularan virus. Namun dibalik itu semua Justru mendatangkan berkah tersendiri untuk saya. Alhamduliilah karna diberi kebijakan Work From Home dari kantor membuat saya memiliki waktu lebih bersama keluarga dan waktu tambahan pula untuk Memulai Kembali hobi yang sudah lama terpendam.Walaupun itu artinya, saya harus lebih pandai multi tasking. Bukan lagi membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga, tapi harus bisa Berkerja dan bermain dengan anak di satu waktu. Belum lagi rapat-rapat dengan tim yang bisa pukul 10 malam baru dimulai di hari Minggu. hahahahaaa...


Semoga kali ini bukan wacana Belaka dan bisa jadi jurnal kenangan di masa depan. Aamiin



Salam,




Created by Anisyah Surya. Powered by Blogger.