Showing posts with label PERSONAL. Show all posts
Showing posts with label PERSONAL. Show all posts

Friday, February 2, 2024

CHARGER DAN MINDSET

February 02, 2024 0

 Alhamdulillah sudah masuk bulan februari tahun 2024. Baru sadar ternyata tahun lalu postingan di blog ini amat sangat irit ya. Padahal ada banyak sekali yang ingin di ceritakan, di tuangkan dalam tulisan biar bisa jadi jurnal untuk dibaca di tahun - tahun ke depannya. Sebagai pengingat agar bisa lebih banyak besyukur. Tapi apalah daya waktu, energi dan prioritas berkata lain. Lantas apa yang membuat saya pukul 22.23 WIB mendadak menulis postingan blog lagi? 

karna baru saja ada suatu moment yang menurut saya penting untuk diabadikan. seperti di judul postingan ini, Ceritanya tentang Charger dan mindset.


Semakin kesini rasanya semakin setuju kalau kehidupan sehari-hari kita terutama saya sendiri tidak bisa terlepas dari Smartphone. Terlebih setelah pandemi, di daerah kantor baru saya hampir semua transaksi bisa dilakukan cashless. Jajan siomay dan es podeng di pinggir jalan juga hanya tinggal mengeluarkan Smartphone, bayar menggunakan Qris. belum lagi fungsi-fungsi lainnya. Komunikasi dengan keluarga, Kamera, social media, email, maps, sampai baca buku pun semua dilakukan dengan smartphone Maka dari itu, kalo sesuatu terjadi dengan smartphone saya, sudah pasti saya rewel duluan.

Untuk urusan smartphone, kalau bukan karna rusak, tidak mungkin saya akan berganti smartphone. Proses memindahkan data dsb terlalu ribed dan menyita banyak waktu bagi saya. Sekedar informasi, Sudah 4 tahun saya menggunakan smartphone ini.  Bukan penggemar i-phone, hanya android biasa yang memang sudah cukup baik pada masanya. seperti 12 GB ram, processor snapdragon octa-core dan spek-spek canggih lainnya. Tapi yang paling oke adalah kecepatan pengisian daya nya. hanya membutuhkan waktu 30 menit saja untuk 100 % full. Tentunya dengan charger dan kabel asli bawaan dari Smartphonenya. Walaupun sudah sepenuh hati jiwa dan raga saya menjaga smartphone beserta kabel dan chargernya tapi tetap saja barang buatan manusia pasti mengalami nilai penyusutan alias mulai rusak seperti ini :

Lapisan luar kabelnya sudah terkelupas, bahkan kabelnya hampir putus jika tidak di lakban. Sudah beberapa kabel charger saya coba tapi belum menemukan yang compatible alias bisa mengeluarkan logo supervooc saat pengisian daya. Terakhir saya coba beli langsung kabel chargernya dari official store realme di tokopedia, dengan harga sekitar 60 rb rupiah tapi tetap saja tidak bisa. Fyi, Sejak saya mengenal shopee dan tokopedia, saya hampir tidak pernah belanja barang-barang di toko offline langsung. Selain karena tidak ada waktu, perbedaan harga yang cukup jauh kadang membuat saya berpikir 2 - 3 kali untuk membeli barang di toko offline. Smarphone dan laptop saya pun saya beli online. Sampai kejadian malam ini.

Karena hujan cukup deras saat saya pulang kerja, suami saya menawarkan untuk menjemput saya bersama anak-anak di stasiun MRT. Saya mengiyakan dan minta untuk bertemu di poins square. Karena jalannya yang cukup jauh dan saya lelah akhirnya saya mampir untuk membeli makanan dan minuman di indomart. Setelah cukup istirahat dan sembari menunggu anak-anak bermain di playground, saya coba berkeliling dan iseng bertanya ke salah counter hp untuk mencari charger yang compatible dengan hp saya. Pemiliknya cukup ramah. Perempuan cantik dengan karyawannya. Satu per saya dia coba charger-charger yang dia jual, walaupun masih tersegel, tetap dia buka untuk dicoba. Padahal saya sudah bilang, saya tidak mau beli kalau tidak bisa. Tapi dia bilang tidak masalah. sampai ada salah satu charger yang bisa digunakan (mengeluarkan logo super vooc saat pengisian daya berlangsung). 


akhirnya saya beli. tapi saya kaget karena ternyata harganya 250 ribu rupiah. cukup mahal untuk sekelas charger non original. setelah tawar menawar, akhirnya kami setuju di harga 150 ribu rupiah. Saat itu perasaan saya adalah senang karna bisa menemukan charger yang compatible meskipun tetap ada perasaan mungkin saya bisa dapat harga yang lebih murah di online shop. Dan benar saja, ketika sampai di mobil dan iseng saya lakukan pencarian berdasarkan gambar di shopee saya menemukan beberapa toko yang menjual dengan harga di bawah 50 ribu rupiah.

Disaat seperti ini, biasanya, saya akan kecewa, marah, merasa ditipu dan berbagai perasaan negatif lainnya. Tapi ternyata tidak. Saya tetap merasa senang akhirnya menemukan charger yang compatible. Ternyata rasa puas dilayani dengan baik dan mencoba langsung beberapa charger sebelum akhirnya menemukan yang benar itu jauh lebih baik. Saya tetap merasa bersyukur karna sekarang punya backup charger untuk smartphone saya yang jauh lebih berharga dan akan mendatangkan lebih banyak rezeki dibanding dengan selisih harga itu. Tidak hanya itu, bahkan saya berpikir segi bisnis yang sedang dijalankan toko itu. membeli dengan harga dibawah 50 ribu dan berhasil menjual dengan harga 3 atau bahkan 4 kali lipatnya. hebat. 

Ternyata segala sesuatu yang kita alami, baik / buruk, senang / sedih, suka / duka bisa kita atur sendiri dengan cara mengubah mindset kita terhadap sesuatu. Mencoba berpikir dari sisi lain yang mungkin bisa saja terlewati. Mindset negative yang selama ini kita peliharalah yang justru akan memberikan kerugian pada kita dibanding kejadian negative itu sendiri. Di sepanjang tahun ini saya akan mulai mencoba melatih mindset saya menjadi grow mindset agar saya sendiri selalu bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik


Salam sayang,



Friday, September 16, 2022

MEMPERTARUHKAN HIDUP

September 16, 2022 0


Bulan Juli 2022 lalu akhirnya benar-benar menjadi bulan terakhir saya bekerja di perusahaan tempat saya mencari penghasilan selama kurang lebih 8 tahun belakangan ini. Saya mulai bekerja di perusahaan ini satu tahun sejak saya lulus kuliah. Mulai dari fresh graduate yang tidak tau apa-apa tentang dunia kerja di bidang IT sampai menemukan kecintaan di bidang data. Mulai dari remaja labil yang suka jalan ke tempat baru untuk sekedar mencari keramaian dengan teman-teman. Sampai menjadi ibu anak 2 yang lebih suka bermain di rumah dengan 2 toodler yang sedang aktif - aktifnya. Terlalu banyak kenangan dengan perusahaan ini. Percaya atau tidak, saya sudah mengikuti beberapa kali perpisahan dan beberapa kali pula gagal move on. Alhamdulillah akhirnya foto yang teman saya ambil di perpisahan pertama ini benar-benar bisa mewakilkan 'kelulusan' saya. 


" Be what you want to be. Not what others want to see "

Seperti yang sudah saya prediksi sebelumnya, setelah saya keluar, banyak yang mempertanyakan keputusan saya. Kenapa saya begitu berani melepaskan status karyawan tetap saya dan membuat saya harus mengulang kembali karir saya dari awal di tempat lain. Apalagi dengan kondisi saya saat ini yang belum menemukan pekerjaan berikutnya. Ditambah rekam jejak saya di kantor yang alhamdulillah tidak pernah ada masalah baik di pekerjaan maupun dengan rekan kerja lainnya. Tidak ada yang percaya jika saya bilang alasannya karena saya ingin menjadi ibu rumah tangga yang full mengurus anak-anak. Hihihiii... Jujur, sempat ada enggan untuk menceritakan status saya sekarang kepada keluarga besar. Enggan untuk menjelaskan alasannya karena toh belum tentu mereka bisa mengerti. Ada sedikit kekhawatiran akan mengecewakan ekspektasi mereka terhadap saya. 


" Been There Done That "

Hal ini membuat saya flashback masa - masa 8 tahun yang lalu. Kala itu saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan pertama saya sebagai news reporter di salah satu stasiun tv swasta. Sama - sama bukan keputusan yang mudah karena saya belum mendapatkan pekerjaan pengganti. Sama - sama dipertanyakan dan disayangkan mengingat saat itu saya sudah mendapatkan layar. Sama seperti sekarang, saya menyukai pekerjaan saya yang dulu. Bisa berkeliling ke tempat - tempat yang belum pernah saya kunjungi dan bertukar cerita dengan orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi saya. Perbedaannya, saat itu hati saya tidak seberat sekarang karena saat itu masa kerja saya yang baru 1 tahun. Mungkin memang benar pendapat orang - orang sekitar. Saya lagi - lagi sedang mempertaruhkan hidup.


"Ada resiko yang harus diambil tapi itu harus dan layak dilakukan. Karena ada ungkapan, hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan. Untuk mencoba sesuatu yang lain memang terkadang kita harus mempertaruhkan apa yang kita punya. " _Najwa Shihab 


Kalimat dari Mba Nana itu sangat tepat menggambarkan keadaan saya sekarang. Itu lah yang sedang saya lakukan melepaskan yang ada dalam genggaman untuk meraih sesuatu yang lebih besar. Mundur sejenak untuk kemudian bisa melesat lebih cepat. Keluar dari comfort zone untuk melihat dunia luar. Saat saya memutuskan untuk mengakhiri karir saya sebagai news reporter dan masuk ke dalam dunia IT yang sudah seharusnya, ada rasa aneh bercampur dengan syukur. Aneh karena saya yang sudah terbiasa kerja lapangan, berhadapan langsung dengan narasumber, tiba-tiba bekerja di balik komputer, menangani beragam insiden dan berkomunikasi dengan user hanya lewat telephone. Aneh karena semua yang di katakan rekan kerja saya di tempat yang lama benar adanya. Tapi di sisi lain saya bersyukur sudah mengambil keputusan itu. Karena dengan begitu, saya bisa bertemu dengan lingkungan kerja yang menyenangkan. Kenal dengan rekan - rekan kerja yang seperti keluarga. Mendapatkan banyak ilmu baru yang bahkan semasa kuliah tidak pernah mau saya cerna tapi sekarang malah selalu saya cari.


" in the end, we only regret the chances we didn't take "

Hidup memang selalu tentang pilihan, resiko dan pertaruhan. Layaknya saat saya memutuskan untuk menikah. Saya mempertaruhkan hidup bebas, mapan dan menyenangkan saya untuk hidup bersama suami saya. Juga saat saya mempertaruhkan hidup saya menahan rasa sakit yang luar biasa untuk bisa bertemu anak saya ketimbang harus menghilangkan rasa sakit tapi memberikan resiko pada anak saya. Bahkan saya mengulangnya lagi untuk anak kedua saya. Apakah semua itu sepadan? Tentu. Apakah hidup saya menjadi lebih menyenangkan? tidak selalu. Kehidupan berumah tangga, mengasuh anak dan beradaptasi dengan lingkungan baru pasti menemukan kesulitan pada awalnya. Tapi semakin dijalani, semakin kita pintar memahami, mencari solusi dari setiap masalah, belajar memperbaiki kesalahan dan pada akhirnya bisa mendapatkan kesenangan itu sendiri.  Pada akhirnya harapan akan menjadi pribadi yang lebih baik sekaligus mendapatkan hidup baru yang lebih baiklah yang membuat kita berani mempertaruhkan hidup kita.



Salam Sayang,






Sunday, April 10, 2022

GOALS RAMADHAN 2022

April 10, 2022 0

 

Tidak terasa sudah hampir 10 hari Ramadhan sudah kita lewati. Walaupun tidak bisa berpuasa di hari-hari awal Ramadhan, namun Alhamdulillah hari - hari berikutnya bisa melawati puasa tanpa ada kendala meskipun sambil menyusui.  Sudah kurang lebih 3 tahun saya tidak dapat menjalankan puasa Ramadhan karena hamil dan menyusui kedua anak saya. Kondisi ini sedikit banyak merubah beberapa pola hidup saya. Ada beberapa kebiasaan yang ingin saya ubah demi kebaikan.

Menurut buku How To Master your habit karya Felix Y Siauw, 30 hari atau 1 bulan adalah batas minimal habits terbentuk. Untuk mencapai itu, maka kita harus melakukan latihan dan pengulangan selama 30 hari penuh secara konsisten tanpa ketinggalan 1 hari pun. Sama seperti Bulan Ramadhan yang mengharuskan kita berpuasa1 bulan penuh. Setelah Ramadhan habis, biasanya tubuh akan terbiasa dengan hal - hal yang kita lakukan saat Ramadhan. Goals saya pada Ramadhan tahun ini adalah memiliki habits baru.


SHOLAT FARDU AWAL WAKTU

Sudah beberapa tahun resolusi ini tidak pernah terealisasi. Bahkan sampai Ramadhan hari ini pun saya masih belum bisa full menjalankan Sholat fardu di awal waktu ini. Sepertinya memang harus dilakukan satu-per satu. Saya sendiri akan mulai mencoba dari Sholat subuh. Kemudian semoga berlanjut dengan sholat lainnya.


MAKAN SECUKUPNYA DI WAKTU MAKAN

Jujur, selama menyusui nafsu makan saya tidak terkontrol. Rasa harus yang amat ketika menyusui ditambah harus pumping untuk memenuhi stok ASIP ketika WFO membuat nafsu makan saya bertambah. Keinginan untuk makan makanan lain selain yang ada di rumah pun selalu ada. Kemudahan untuk mendapatkannya di layanan pesan antar makanan online membuat semuanya makin menjadi. Alhasil berat badan saya bertambah dan saya beberapa kali mengalami gangguan kesehatan seperti pusing, gerd dan sesak nafas. Moment puasa ini kesempatan bagus untuk mengatur kembali pola dan nafsu makan yang sudah ber tahun - tahun lamanya berubah untuk kembali ke sedia kala.


MEMBACAKAN SURAT PENDEK SEBELUM ANAK TIDUR

Terkadang saya dibuat kagum dengan kemampuan anak-anak untuk menghafal sesuatu. Walaupun di awal terlihat tidak menyimak dan asik main tapi ternyata setelah dibiasakan beberapa hari, mereka tanpa sadar bisa mengikuti apa yang pernah mereka dengar. Hal ini tentunya sangat bagus mengingat usia mereka yang masih dalam periode emas. Semoga di akhir Ramadhan ini anak-anak bisa menghafal setidaknya 3 surah pendek baru dengan kebiasaan ini.



Salam Sayang,



Monday, April 4, 2022

TAHUN KETIGA RAMADHAN SAAT PANDEMI

April 04, 2022 0

 


Sudah tahun ke tiga kita harus beradaptasi dengan situasi pandemi. Rasanya banyak sekali moment yang seharusnya dirayakan bersama terlewati begitu saja. Terlebih untuk umat muslim di bulan Ramadhan. Bagi umat muslim, semakin banyak menjalankan ibadah secara bersama-masa maka semakin banyak pahala yang di dapatkan. Alhamdulillah di tahun ini kondisi covid di Indonesia kian membaik jadi kita umat muslim bisa sedikit tenang menjalankan ibadah bersama. 


Flashback Ramadhan sebelum pandemi


Saat masih duduk di bangku SMA, ada satu kegiatan yang paling ditunggu ketika Ramadhan tiba. Kegiatan itu adalah Pesantren Kilat. Biasanya selama 3 - 7 hari kita menginap di suatu tempat dan menghabiskan waktu disana dengan kegiatan-kegitan Islami. Mulai dari sahur bersama, sholah berjamaah, tadarus, olah raga pagi, dan masih banyak kegiatan lainnya. Beranjak kuliah dan merantau, ibadah puasa dilakukan sembari pembelajaran di kampus. Beberapa kali terkadang iseng melakukan sahun on the road bersama dengan teman-teman himpunan. Sahur sembari berbagi dengan warga yang kurang mampu. Waktu berbuka juga dilakukan bersama dengan teman-teman. Terkadang di restoran atau mall. Terkadang di kosan teman. Dimanapun tempat berbukanya, yang penting beramai-ramai dengan teman-teman.


Ketika sudah bekerja, waktu berpuasa dihabiskan di kantor. Jika kebagian shift siang, maka berbuka dilakukan dengan teman-teman di kantor. Sesaat sebelum magrib, biasanya ada yang keluar untuk mencari takjil berbuka. Saat sahur juga dilakukan bersama teman - teman yang juga ngekost di sekitar kantor. Saling membangunkan ketika ada yang belum bangun kemudian kita menunggu di warkop atau tempat janjian lainnya untuk makan sahur bersama - sama karena rumah kost kami berbeda - beda. Saat sudah menikah dan punya anak berbeda lagi ceritanya. Sebagian besar waktu berpuasa dihabiskan di kantor sembari bekerja dengan rekan kerja lain. Kemudian pulang dari kantor berjibaku dengan kemacetan ibu kota yang akan semakin parah menjelang adzan magrib. Jika beruntung bisa pulang tepat waktu maka bisa berbuka di rumah di temani anak-anak. Tapi jika tidak, itu artinya kita harus berbuka di jalan sembari terus menerobos jalanan yang macet agar bisa sampai di rumah.


Ramadhan saat pandemi


Saya termaksud tim yang suka mecari hal positif dari setiap kejadian yang ada. Biar bagaimanapun, pandemi ini adalah salah satu takdir dari ALLAH SWT yang harus dialami oleh semua umatnya. Jadi tetap harus kita jalani dengan suka cita. Jujur, bagi saya seorang ibu, Ramadhan di rumah saja menjadi berkah tersendiri. Saya bisa beribadah sekaligus mengurus anak-anak. Mulai dari bangun sahur hingga tidur malam semua dilakukan bersama dengan anak-anak dan suami. Meskipun tidak sepenuhnya indah karena itu artinya saya harus ekstra sabar menghadapi tingkah anak-anak yang keduanya berada di fase toodler. Puasa di rumah saja juga berarti saya tidak harus berjibaku dengan kemacetan Jakarta. Baik itu berangkat maupun pulang kerja. Rasa lapar, haus dan lelah setelah seharian mengurus pekerjaan di kantor seringkali membuat kita tidak sabar dan hilang fokus di perjalanan pulang. Selain itu, saya juga punya lebih banyak waktu untuk fokus beribadah. Sholat sunnah, Mendengarkan kajian sembari menyelesaikan pekerjaan kantor juga melakukan sholat sunnah tanpa terburu-buru.


Salam Sayang,





Saturday, January 1, 2022

FAREWELL 2021

January 01, 2022 0

Rasanya baru kemarin saya menulis tentang RESOLUSI 2021 saya. Sekarang kalo saya melihat buku yang saya pinjam dari seorang teman rasanya mau menertawakan diri sendiri. Saya bahkan lupa sudah berapa banyak buku yang berhasil saya baca. Mestinya dulu saya menulis resolusi membeli minimal 3 buku saja. Dengan begitu satu resolusi saya sudah terpenuhi. Tapi yang sudah berlalu biarlah berlalu. 


Awal tahun 2022, saya tidak akan membuat GRATITUDE LIST seperti yang saya buat di tahun lalu. Bukan karena saya tidak bersyukur, tapi memang tidak mau saja. Sebagai gantinya saya akan flashback singkat ke tahun 2021 yang munurut saya lumayan banyak menguji kesehatan fisik dan mental. Awal tahun diawali dengan ART yang resign. Drama ART juga berlanjut hingga sepanjang tahun. Cukup untuk membuat saya peka terhadap kemunafikan orang lain dan memberi pelajaran berharga kalau sebisa mungkin tetap pasang batasan kepada ART dan tidak terlalu bergantung pada mereka. 


Mengurus anak sekaligus mengurus pekerjaan rumah di waktu yang sama juga harus menyelesaikan pekerjaan kantor sempat beberapa bulan saya rasakan. Mulai dari senang, bersyukur, marah, malu dengan rekan kerja, lelah hingga menangis saat menidurkan anak-anak sudah penah saya rasakan. Konsultasi ke psikolog pun akhirnya saya lakukan walaupun secara online dan dirasa tidak memberikan efek apapun. Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan membuat saya lelah fisik dan juga mental begitu kata psikolognya.


Satu bulan sempat 'bersantai sedikit' karena mendapatkan ART pengganti, cobaan kembali datang saat kami sekeluarga harus tepapar COVID. Kembali saya harus merasakan mengurus semuanya sekaligus ditambah dalam kondisi sakit dan harus mengurus semua anggota keluarga yang sakit. Bukan hanya lelah dan kesal, saat itu saya sangat marah dengan suami saya yang abai menjaga protokol. Tidak mau memisahkan diri dengan anggota keluarga lain yang sehat, tidak mau ke dokter saat gejala awal timbul bahkan memarahi saya di depan anggota keluarga lain karena saya memaksa untuk ke dokter. Rasanya sudah habis kesabaran saya. Sejak kejadian itu, tidak pernah lagi saya menahan diri untuk tidak menegur kalau perlu dengan nada tinggi jika memang diperlukan. 


Setelah kami semua sembuh, masalah ART kembali datang. tidak perlu dijelaskan secara detail. intinya saya sudah mulai terbiasa tanpa ART dan berjanji tidak akan pernah bergantung pada mereka jadi semua masih bisa terkendali bahkan alhamdulillah diberikan pengganti yang lebih baik. Ditambah 3 bulan setelah itu harus berkerja ekstra karena kekurangan beberapa anggota tim di unit tempat berkerja. Bulan desember disegarkan dengan road trip sekeluarga yang walaupun tidak sesempurna bayangan karena adik naya sakit selama disana, tapi sangat menyebuhkan batin terhadap rasa lelah sepanjang tahun 2021.


Tahun 2021 ditutup dengan keikutsertaan saya dengan program semacam pensiun dini dari perusahaan yang mana saya harap bisa lebih mempererat hubungan kami sekeluarga, menjadi pembuka pintu rezeki yang lebih besar untuk keluarga ini dan memberikan suasana baru untuk diri saya sendiri saat saya berkerja di perusahaan lain nanti. Walaupun sampai malam ini perngajuan saya masih di tolak tapi saya tetap percaya bahwa Allah telah mempersiapkan rencana terbaikNya untuk kami.


Dibalik itu semua, saya menyadari kalau ujian yang diberikan ke saya sepanjang tahun lebih menguatkan peran saya sebagai seorang ibu sekaligus suami sebagai seorang ayah. Tidak ada lagi konsep patriaki, semua pekerjaan rumah dan mengurus anak dikerjakan berdua seperti halnya dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Anak-anak juga menjadi sangat dekat dengan ayahnya. Tidak ada lagi rengekan yang hanya bisa dihentikan oleh mama. Sekarang ayah juga bisa membuat rengekan berhenti. 




Salam Sayang,






Monday, November 29, 2021

HEDGEHOG'S HUG

November 29, 2021 0

 


Hubungan antar manusia itu sangatlah rumit. 


Setuju ? 


Saya Setuju.



Seumur hidup, tidak pernah saya melihat relationship yang sempurna. Tidak pada orang tua saya. Tidak pada keluarga besar saya. Tidak pada saudara - saudara kandung saya. Tidak pada teman - teman saya. Tidak pula pada saya dan pasangan saya. Ketika beranjak dewasa, bertemu dengan seseorang yang cocok dengan anda, anda mulai menyukai orang itu dan mulai terbiasa dengan kehadirannya, anda akan merasa kehilangan ketika ia tidak ada. Semakin anda menyukainya semakin besar resiko anda sakit hati karenanya. Semakin anda membuka hati anda, semakin besar pula kemungkinan anda akan jatuh ketika hubungan anda dengannya tidak berjalan baik. Oleh sebab inilah, beberapa dari kita memilih untuk tidak menjalin hubungan serius dengan pasangan.


Saya sendiri pernah ada di fase itu. Beberapa kali menjalin hubungan singkat dengan orang lain. Prinsip saya ketika itu, Jika memang sudah tidak cocok, lebih baik lekas diselesaikan daripada terlalu lama, akan menjadi terbiasa dan akan makin sulit untuk berpisah. Lebih baik sendiri dan bebas dibanding harus menjalani toxic relationship yang meskipun diluar terlihat bahagia namun di sebenarnya sangat menyiksa. Menjalani hidup tanpa terikat hubungan dengan siapapun membuat saya lebih leluasa bergerak. Bebas berteman dengan siapa saja. Bebas pergi kemana aja dengan siapa saja tanpa berharap apapun dari siapapun. Bahkan pernah saya menolak lamaran laki - laki yang berniat serius menjadi suami saya karena terlalu takut akan kecewa dan pada akhirnya bukannya tetap menjalani hubungan ke arah serius malah mengambil keputusan untuk berpisah agar dia tidak membuang waktunya dengan saya dan bisa mendapatkan yang lebih baik.


Tapi semakin bertambah usia, semakin saya berbagi cerita dan bertukar pikiran dengan orang banyak, semakin saya sadar bahwa ada hal yang lebih penting untuk diperjuangkan daripada ketakutan dan kekhawatiran saya. Hal itu adalah HIDUP. Tidak dapat dipungkiri kalau menjalani hubungan dengan seseorang membawa kebahagiaan dalam hidup saya. Dianggap spesial oleh orang lain, merasa dibutuhkan oleh orang lain, Be someone's miracle is a miracle it self. Terlebih untuk melanjutkan hidup ke tujuan selanjutnya kita tidak bisa sendiri. Seperti saat kita ingin berkeluarga dan memiliki keturunan, itu artinya kita harus memiliki pasangan, menerima segala kekurangan dan kelebihannya beserta keluarga besarnya. 


Lantas bagaimana dengan kekhawatiran di awal tadi? Well, itu adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Jadi ya memang harus dihadapi. Jangan sampai keintiman kita malah menyakiti diri sendiri dan orang lain. Caranya? Dengan menghargai privasi atau batasan masing-masing. Untuk hubungan suami istri, Sepakati batasan yang aman terlebih dahulu. Kemudian tetap memberikan ruang untuk pasangan kita melakukan hal yang ia sukai selama hal itu masih di dalam batas 'aman' dan tidak akan merusak komitmen pernikahan. Untuk anggota keluarga lain, tetap terapkan SOPAN dan TATA KRAMA untuk mengenali batasan satu sama lain dan menghargai mereka. Menjadi keluarga bukan berarti kita harus ikut campur semua kehidupan mereka. Dengan tidak masuk atau mengetahui terlalu dalam ke urusan pribadi mereka, kita akan memiliki ruang di otak dan hati kita untuk melakukan hal lain yang lebih membawa kebahagiaan pribadi.


Layaknya landak yang membutuhkan pelukan landak lainnya untuk bertahan hidup saat musim dingin tiba. Tapi disaat yang sama mereka harus saling menjaga jarak agar tidak menyakiti satu sama lain dengan duri yang ada di sekujur tubuh mereka.




Salam Sayang,






Friday, February 26, 2021

RESOLUSI 2021

February 26, 2021 0

 



    Bagi sebagian orang membuat resolusi di awal tahun dianggap hanya sekedar mengikuti tren atau basa basi. Apalagi di tengah pandemi yang belum usai sejak tahun lalu, banyak sekali yang mengeluh masih kaget dengan tahun lalu yang membuat rencana mereka gagal total dan harus survive dengan keadaan yang semakin tidak pasti. Hal ini yang membuat banyak orang - orang mengurungkan niatnya untuk membuat resolusi di tahun ini. Pada akhirnya memang sebagus apapun rencana yang kita buat, jika dihadapkan dengan bencana dan hal - hal lain diluar kuasa kita, kemampuan untuk beradaptasi cepat dengan keadaan yang ada memang merupakan skill yang paling dibutuhkan. 

    Saya sendiri biasanya selalu membuat rencana awal tahun, tapi tidak dengan tahun lalu. Awal tahun lalu, saya sedang hamil besar anak kedua saya. Kehamilan kedua saya ini bisa dibilang kejutan dari Allah SWT. Saat itu pikiran dan energi saya sudah habis untuk mengurus kehamilan, anak pertama saya yang masih belum genap 2 tahun, pekerjaan, keuangan dan tentunya rumah tangga. Tahun 2019 dan 2020 sukses menjadi tahun Survive bagi saya.  Dibalik semua perjuangan itu, saya sempat cukup terkejut dengan pencapaian saya di tahun lalu. Seperti sayang sudah saya ceritakan di tulisan Things I am Gratefull for in 2020

    Awal Tahun ini, saya memutuskan untuk kembali membuat resolusi. Selain karna ada waktu luang, Tidak dipungkiri kalau menulis, schedulling, merapihkan sesuatu bagi saya merupakan penghilang stress. Saya yakin ada istilah tersendiri untuk hal ini. Mungkin lain kali akan saya cari tau.


STAY HEALTHY STAY HAPPY

    Pokoknya di Tahun ini harus Happy supaya Healthy. Secara sekarang sudah jadi mother of two dengan segala keriwehan WFH rasanya mudah sekali menjadi stress. Oleh sebab itu, tahun ini saya bertekad untuk menjauh dari hal - hal negative, tidak terlalu overthingking akan hal-hal sepele, pokoknya apapun yang membuat hati saya tenang dan bahagia itu yang pasti akan saya pilih. Karena saya sadar betul, Mommy yang sehat secara mental dan fisik akan berdampak kepada keluarga dan perkembangan anak-anaknya. Tidak masalah dianggap cerewet, ribed, lebay atau apapunlah oleh suami, keluarga dan orang sekitar, selama saya yakin yang saya lakukan akan menjauhkan keluarga saya dari virus pandemi ini, saya harus lakukan. Karena saat ada anggota keluarga yang tidak sehat, otomatis saya sebagai ibu yang menjadi tumpuannya. apalagi anak2 masih kecil. Sehat saja selalu nempel sama Mommy nya apalagi tidak sehat.

KELUARGA




KAKAK REY'S GOALS
    
    Tahun ini, kakak akan berusia 3 tahun. Saya juga memasang target untuk diri saya sendiri kalau di tahun ini saya harus sukses mengajarkan kakak menggunakan toilet sendiri atau potty trainee. Selain itu, kakak juga terlihat mulai tertarik dengan huruf angka, dan tulisan - tulisan. Jadi sepertinya saya bisa mulai mengajarkan mengenal huruf dan tulisan sederhana.

ADEK KEN'S GOALS

    Kalau untuk Adik, karena masih 1 tahun, fokus saya tahun ini adalah melancarkan adik berjalan sendiri. Disamping itu, tidak mau mengulangi kejadian yang sama pada kakak, Akhir Tahun ini adik sebisa mungkin bisa mengucapkan minimal 20 kata. Bismillah..

QUALITY TIME WITH FAMILY

    Tahun 2020, saya benar - benar tidak pernah liburan. Mulai dari pasca melahirkan, yang disambut dengan pandemi, bekerja di rumah dan di kantor. Memang terlihat lebih banyak waktu dengan keluarga tapi bisa dihitung waktu yang benar2 berkualitas. Karena semuanya menjadi bercampur. Saya rindu liburan. Walaupun akan melelahkan dengan 2 batita, tapi saya butuh sekedar refreshing dengan suasana baru bersama dengan anak-anak. 


KEUANGAN



    Sepertinya hampir setiap tahun selalu ada resolusi menambah jumlah income di luar gaji tapi belum pernah ada yang benar2 terealisasi. Dulu saya hanya berpikir cara menambah income diluar gaji kantor ya dengan membuka bisnis. Tapi berbisnis tidak semudah itu Cinta. Apalagi untuk seorang ibu yang waktunya sudah tersita office hour dan sesampainya di rumah sudah ditunggu dengan 2 batita yang minta di elus2. Tapi karena sekarang sudah kenal dengan instrumen investasi sepertinya sibuk sudah tidak bisa dijadikan alasan lagi.

    Kalo di tahun lalu sempat terpikir dengan protokol covid tentunya akan menambah pengeluaran untuk membeli masker medis, vitamin, hand sanitizer dll, Tahun ini mainset harus diubah karena itu semua sudah jadi kebutuhan. Mencegah Lebih Murah daripada Menghadapi. Selain itu, belajar dari pengalaman teman - teman di tahun kemarin, Tahun ini saya juga harus lebih memperhatikan dana darurat dan dana tabungan agar tidak bercampur. Selain itu, saya juga membutuhkan Laptop untuk menyimpan data-data dan project - project pribadi. Untuk wishlist lainnya, saya menginginkan sebuah video camera. Tapi setelah dipikir pikir, belum begitu perlu juga karna Alhamdulillah Smartphone yang saya gunakan masih cukup menunjang.

ME, MYSELF AND I




CREATE 10 NEW HABITS

    Dari buku yang saya baca, Habits akan dengan sendirinya terbentuk jika kita melakukan hal yang sma selama minimal 40 hari.  Jadi di tahun ini saya akan membentuk 10 habits baru diantaranya ibadah di awal waktu, minimal 30 menit full dengan masing-masing anak tanpa ada gangguan apapun (termaksud gadget), minum vitamin dan pakai skin care rutin. 

SELF IMPROVEMENT

        Baca minimal 3 buku baru dalam setahun. Jangan tanya kenapa cuma 3. Bisa dapat me time untuk membaca buku saja ibarat nunggu hujan meteor. Belajar Ilmu baru. Tahun ini saya berencana akan serius di instrumen investasi. Oleh karnanya, saya akan mulai mengambil kelas-kelas saham agar tidak sekedar menjadi pompomers dan tau ilmunya. No Typo. Yap, saya sering sekali typo. Salah satu alasannya karena saya mengaktifkan auto correct mode pada keypad smartphone saya. Selain itu, tidak bisa dipungkiri semakin hari rasanya otak dan jari semakin tidak singkron. Hahahahaaaa... Jadi saya harus mulai membiasakan diri untuk membaca kembali sebelum klik tombol sent. Resolusi lain untuk self improvement adalah menulis. Entah itu journaling, blogging atau apapun itu, saya harus lebih rajin menulis. Saya sendiri menargetkan 4 tulisan baru di blog setiap bulannya.

Akhir kata, semoga dengan di publikasikannya Resolusi ini, menjadi motivasi tersendiri untuk saya untuk mencapainya di 2021.



Salam Sayang,











Friday, January 8, 2021

THINGS I AM GRATEFULL FOR IN 2020

January 08, 2021 0

 



Selamat Tahun Baru 2021!!


Awal tahun ini rasanya lebih berat dari biasanya karena selain masih di masa pandemi, belum masuk tahun baru saja saya sudah disambut oleh hal yang paling horor bagi para working mom: ART resign. Huft...  Walaupun gelagatnya sudah bisa saya prediksi sebelumnya, tetap saja, Sudah terbayang awal tahun ini akan jadi seperti apa. Ketimbang menambah berat beban pikiran dimasa pandemi ini, saya memilih untuk mengambil pena dan buku jurnal yang sudah saya beli beberapa hari yang lalu, kemudian saya menuliskan Gratitide List selama tahun 2020.


Ternyata ada banyak hal - hal yang patut di syukuri selama tahun pandemi 2020. Kalau dibuat list satu per satu pasti akan sepanjang bill belanja 5 bulan sekaligus. Jadi saya hanya membuat garis besarnya saja.




KELAHIRAN PUTRA KEDUA KAMI. TEPAT SEBELUM JAKARTA PSBB

Saat anak kedua kami lahir awal bulan maret kemarin, Kasus pertama sudah di temukan di depok namun, kondisi saat itu masih aman. RS tempat kami bersalin belum menerapkan protokol covid. Sehingga saya masih bisa ditemani oleh orang tua, teman - teman juga masih bebas datang berkunjung ke RS. Selang satu atau 2 minggu kemudian, barulah Jakarta menerapkan PSBB karena kasusnya dinilai berkembang cepat. Dengan adanya PSBB, SFH dan WFH, saya jadi mendapat banyak bala bantuan pasca persalinan. bantuan paling besar adalah banyak teman bermain kakak yang saat belum genap berusia 2 tahun dan masih sangat membutuhkan perhatian lebih.



KAKAK BERHASIL DI SAPIH TANPA DRAMA DAN MULAI BANYAK BICARA

Setelah mengasihi tandem selama 4 bulan, akhirnya kakak berhasil di sapih dengan metode Weaning With Love pada usia 2 tahun lebih 2 bulan. Bangga dan terharu bercampur menjadi satu saat itu. Selain itu, kakak juga mulai banyak bicara. Awalnya saya khawatir kakak mengalami Speech Delay karena sampai hampir 2 tahun hanya ada beberapa kata saja yang diucapkan. itu pun tidak jelas.


PERUSAHAAN SUAMI AKHIRNYA MENGUDARA

Masih ingat betul saat suami minta restu untuk berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja dan fokus pada perusahaannya sendiri. Dimasa pandemi seperti ini, saat banyak perusaaan dan orang - orang lain jatuh bangun untuk beradaptasi dengan kondisi, tentu bisa ditebak jawaban saya saat itu. Tapi sepertinya keyakinan suami jauh lebih besar dari keraguan saya. Alhamdulillah sampai saat ini keputusannya tepat




LEBIH BANYAK WAKTU BERKUALITAS

Kebijakan WFH membuat saya menjadi memiliki ekstra waktu berkualitas. yang tadinya setiap hari hampir 3 jam digunakan untuk perjalanan pulang pergi ke kantor, kali ini tidak. tambahan waktu ini saya gunakan untuk belajar skill baru dan juga untuk memulai blog ini setelah bertahun tahun hanya menjadi resolusi belaka. Selain itu waktu untuk bermain dan mengawal langsung tmbuh kembang anak juga semakin banyak. Hal ini tentunya diimbangi dengan management waktu yang baik


NIKMAT SEHAT

Alhamdulillah selama tahun 2020, kami sekeluarga terhindar dari wabah covid-19. Walaupun tidak sepanjang tahun sehat wal afiat, tapi tetap harus disyukuri kalau kebiasaan baru untuk menjaga kebersihan dan minum vitamin berdampak besar bagi kesehatan diri sendiri dan keluarga.


Jadi, Sudahkah kita bersyukur hari ini???


Salam sayang,







Created by Anisyah Surya. Powered by Blogger.